Pemuda Solehah
Baru-baru ini ada kejadian yang berbeda di mesjid.
Sepertinya ada preman pensiun, nama tidak boleh disebut, menjaga kode etik jurnalistik (Ust. Abdul Somad alias UAS,2017). Untunglah aktivitas ba'da pensiun preman pensiun ini adalah sholat ke mesjid. Beberapa hari ke belakang, "dia yang tidak boleh disebut nama" sangat rajin sekali sholat ke mesjid. Alhamdulillah...
Sisa premannya masih keliatan, maklum aja baru pensiun. Sehabis berwuduk itu rambut disikat ke belakang semua, sehingga rambutnya berdiri tajam-tajam seperti kulit duren. Kalau tidak biasa melihatnya, berdiri juga bulu kuduk dibuatnya. Beruntung rambutnya sudah kembali berwarna hitam.
Sisa premannya yang lain adalah BB alias "bau badan" nya menambah ke-pesek-an hidung jamaah.. tidak tahu entah sudah berapa bulan dia belum mandi... (emangnya preman jarang mandi ya?... asumsikan aja iya.. maaf ya bang preman.). Mau shaf di sayap kiri, di sayap kanan, di tengah, di belakang, atau di depan tetap aja aroma nya tercium. Jelas ini mengurangi kekhusyukan, tapi jamaah tidak ada yang berani ngomong mengingatkan. Ya mau gimana lagi, takut nanti kalau diingatkan "sisa preman" nya yang lain pun nanti dia keluarkan. Bisa bubar jamaah nanti dibuatnya.
Atau kalau misalnya diingatkan, dia non respon aja, tapi malah besoknya nggak datang-datang lagi ke mesjid. Wah ini kan sayang juga, kapan penuh nya ini mesjid..
Inilah yang membuat jamaah galau. Sholat ke mesjid, nanti ketemu sama bang preman pensiun. Seandainya sholat di rumah, nanti dibilang pemuda sholehah, bisa-bisa disuruh pake mukena (UAS,2017).
Mengubah pakai tangan nggak berani. Pakai mulut, susah ngomongnya. Akhirnya jamaah memilih selemah-lemah iman aja disertai dengan menahan nafas dalam-dalam semampunya dan tentu dengan berdoa, meminta kepada Allah agar ditambahkan hidayah rajin mandi dan pakai parfum buat bang preman pensiun ini.
Magrib ini, bang preman pensiun masih istiqomah ke mesjid. Tapi sekarang ada yang berbeda kawan.. Abang nya memakai peci hitam, sarung, dan baju koko. Sudah tidak ada lagi bau tidak sedap di badannya. Agaknya dia baru beli parfum. Mudah-mudahan sekarang bisa menambah ke-mancung-an hidung jamaah. Syukurlah :)
Baru-baru ini ada kejadian yang berbeda di mesjid.
Sepertinya ada preman pensiun, nama tidak boleh disebut, menjaga kode etik jurnalistik (Ust. Abdul Somad alias UAS,2017). Untunglah aktivitas ba'da pensiun preman pensiun ini adalah sholat ke mesjid. Beberapa hari ke belakang, "dia yang tidak boleh disebut nama" sangat rajin sekali sholat ke mesjid. Alhamdulillah...
Sisa premannya masih keliatan, maklum aja baru pensiun. Sehabis berwuduk itu rambut disikat ke belakang semua, sehingga rambutnya berdiri tajam-tajam seperti kulit duren. Kalau tidak biasa melihatnya, berdiri juga bulu kuduk dibuatnya. Beruntung rambutnya sudah kembali berwarna hitam.
Sisa premannya yang lain adalah BB alias "bau badan" nya menambah ke-pesek-an hidung jamaah.. tidak tahu entah sudah berapa bulan dia belum mandi... (emangnya preman jarang mandi ya?... asumsikan aja iya.. maaf ya bang preman.). Mau shaf di sayap kiri, di sayap kanan, di tengah, di belakang, atau di depan tetap aja aroma nya tercium. Jelas ini mengurangi kekhusyukan, tapi jamaah tidak ada yang berani ngomong mengingatkan. Ya mau gimana lagi, takut nanti kalau diingatkan "sisa preman" nya yang lain pun nanti dia keluarkan. Bisa bubar jamaah nanti dibuatnya.
Atau kalau misalnya diingatkan, dia non respon aja, tapi malah besoknya nggak datang-datang lagi ke mesjid. Wah ini kan sayang juga, kapan penuh nya ini mesjid..
Inilah yang membuat jamaah galau. Sholat ke mesjid, nanti ketemu sama bang preman pensiun. Seandainya sholat di rumah, nanti dibilang pemuda sholehah, bisa-bisa disuruh pake mukena (UAS,2017).
Mengubah pakai tangan nggak berani. Pakai mulut, susah ngomongnya. Akhirnya jamaah memilih selemah-lemah iman aja disertai dengan menahan nafas dalam-dalam semampunya dan tentu dengan berdoa, meminta kepada Allah agar ditambahkan hidayah rajin mandi dan pakai parfum buat bang preman pensiun ini.
Magrib ini, bang preman pensiun masih istiqomah ke mesjid. Tapi sekarang ada yang berbeda kawan.. Abang nya memakai peci hitam, sarung, dan baju koko. Sudah tidak ada lagi bau tidak sedap di badannya. Agaknya dia baru beli parfum. Mudah-mudahan sekarang bisa menambah ke-mancung-an hidung jamaah. Syukurlah :)
Komentar
Posting Komentar