Teguhkan kami di jalan Mu

Cerita Mabit Sabtu - Ahad 10-11 Februari 2018, di Mesjid LIPI Bandung, seminggu yang lalu, sangat terharu...

Mabit kali ini bertemakan "Satu Malam Lebih Dekat".
Lebih dekat dengan siapa ?
Ada 3 targetnya, yaitu : lebih dekat dengan Allah, lebih dekat Al Quran, dan lebih dekat dengan ikhwah (saudara).

Lebih dekat dengan Allah.
    Bagaimana caranya ? Pada mabit malam ini dilaksanakan qiyamul lail yang diimami oleh seorang Al Hafiz dengan bacaannya yang sangat tartil sekali. Beliau  bernama Ustadz Agus Subagio, sudah hafiz 30 juz sejak 2013, dan menunda menikah selama 2 tahun setelah hafiz 30 juz, saran dari ustadz beliau dengan tujuan untuk memperkuat dan mempertahankan hafalannya. Pada waktu itu beliau terhadap ustadz nya "sami'na wa atha'na" aja, lagian cuma 2 tahun , tetapi kalau lebih dari itu lain lagi ceritanya.... :)
     Qiyamullail dilaksanakan sebanyak 5 raka'at ( 4 raka'at shalat tahajud dan 1 raka'at shalat witir), karena keburu waktu shubuh datang. Surat yang beliau baca panjang-panjang, lumayan buat latihan berdiri lama. Salah satu suratnya adalah surat Ibrahim, ayat ke 24 dan 25. Ayat ini pernah menjadi materi tafsir ustadz yang lain pada    suatu kesempatan yang lain dalam suatu lingkaran. Arti dari ayat tersebut adalah "Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.Kalimat yang baik disini adalah kalimat tauhid "laa ilaha illallahu". Pohon yang baik itu adalah pohon kurma, perumpaan bagi orang yang beriman. Akarnya yang teguh adalah aqidah, cabangnya menjulang ke langit adalah amal-amal yang naik ke langit, dan buahnya adalah akhlak mulia mukmin yang selalu menebar manfaat. (Tafsir Ibnu Katsir). Pada raka'at terakhir yaitu pada waktu shalat witir, beliau membaca do'a qunut yang sangat panjang sekali dan penuh arti, mendo'akan saudara-saudara yang terdzolimi dimanapun. 

Lebih dekat dengan Al Quran.
     Ada yang berbeda dari mabit kali, tidak hanya qiyamullail, peserta ditargetkan untuk lebih dekat dengan Al Quran. Bagaimana caranya? Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap individu ditargetkan untuk tilawah sebanyak 2 juz. Bagi individu yang mencapai target atau karena pulang cepat, maka bebannya dibagi merata ke individu yang lain di dalam kelompok itu. Selain tilawah juga ada kajian alquran dari Ust Agus Subagio dengan tema "Mindset berinteraksi dengan Al Quran"...amazing banget dah...

Lebih dekat dengan ikhwah. 
    Bagaimana caranya ? Bermalam bersama teman membuat lebih dekat dengannya, memahami karakternya, mendengar suara dengkurnya, melihat cara tidurnya, dan sebagainya.
Terus terang semalam ini memang membuat lebih dekat dengan ikhwah, diantaranya adalah - mengenal ikhwah jadid, yang selama ini sering berpapasan dan disenyumin aja, sekarang sudah tahu namanya, jurusan kuliahnya, angkatannya, kerjanya, aktifitasnya, kampungnya. Beberapa fakta yang ditemukan : kebetulan sekali dalam kelompok ini banyak yang "sakampuang jo awak" berdarah Minangkabau, ada yang wajahnya masih imut-imut ternyata angkatan 2008 sarjananya, ada yang protes kalau yang dinamakan kerja itu yang "bekerja" di perusahaan aja, padahal "pengusaha" juga termasuk kerja, saudara yang satu ini memiliki perusahaan properti, ada yang lagi bersemangat belajar bahasa Arab dan web programming, ini diluar jalur studinya, luar biasa, multi talenta,  - mengenal lebih dalam ikhwah qadam, mengetahui kalau dia sedang berjibaku dengan praktikum tesisnya, ada yang terlambat datang karena sebelumnya mengikuti kajian Ustadz Adi Hidayat di UPI...

Yang tak kalah luar biasanya adalah materi motivasi keep istiqamah dari Ustadz Nur Ihsan Jundullah, seorang alumni Universitas Ummul Qura Mekah. Tausiyah beliau berjudul "Teguhkan kami di Jalan-Mu". Beliau menafsirkan dari Surat Hud ayat 112, ada 8 (delapan) tips untuk tetap istiqomah (sesuatu yang sangat berat, yang membuat muncul uban di kepala Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam) yaitu :
1. " fastaqim" , mengetahui tujuan yang ingin dicapai -> ridha Allahu Ta'ala, meminta agar tequh dijalanNya.
2. "kamaa umirta" , memiliki ilmu agar mencapai yang dituju -> belajar ilmu syar'i
3. "kamaa umirta" , mengetahui hukuman atau punishment kalau tidak mengamalkan -> ingin azab dan neraka
4. "ma'aka" , berjamaah, berkumpul dengan orang-orang shaleh
5. "taaba" , ada mekanisme tobat apabila tidak terlaksana atau melakukan dosa
6. "laa tathgau" , jangan melampaui batas
7. du'a , berdoa agar senantiasa ditetapkan hatinya dalam Islam ini, -> Ya Muqallibal Qulub, tsabbit qalbi 'ala diinika.
8. Jangan berlebihan, lakukan sesuai kemampuan..



Komentar

Postingan Populer